Tanda seseorang mengalami gangguan jiwa kadang tidak selalu jelas terlihat. Hal ini karena setiap orang yang mengalami gangguan jiwa bisa menunjukkan gejala dan tanda yang berbeda-beda. Untuk mengetahui gejala dan tanda kamu mengalami gangguan jiwa, mari simak ulasan berikut. Gangguan jiwa merujuk pada berbagai masalah atau gangugan yang mengganggu kesehatan mental, sehingga memengaruhi suasana hati, pikiran, dan perilaku seseorang. Gejala dan tanda gangguan jiwa umumnya muncul secara bertahap dan biasanya dimulai dari perubahan pola atau cara berpikir, perasaan, emosi, atau perilaku sehari-hari.
Tanda Kamu Mengalami Gangguan Jiwa
Gejala dan tanda gangguan jiwa sangat bervariasi tergantung penyakit jiwa yang dialami dan tingkat keparahannya. Namun secara umum, gejala dan tanda kamu mengalami gangguan jiwa adalah:
1. Perubahan kepribadian
Ketika kamu mengalami gangguan jiwa, orang-orang di sekitarmu mungkin akan merasa atau mengatakan bahwa kamu terlihat tidak seperti biasanya atau seolah-olah kamu bersikap seperti orang lain. Kamu juga mungkin menjadi lebih menutup diri atau menarik diri dari pergaulan dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.Kesedihan, berita buruk, dan kekecewaan dapat menyebabkan orang yang biasanya bahagia menjadi tertindas. Kadang-kadang, suasana hati seseorang dapat diubah selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah mendengar berita buruk.
Namun, beberapa orang mengalami perilaku yang tidak biasa atau aneh selama bertahun-tahun. Hal ini biasanya terjadi jika mereka telah melalui perubahan traumatis atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan.
Perubahan perilaku ini mungkin disebabkan oleh gangguan mental
- Kecemasan: Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa gugup atau gelisah tentang suatu situasi. Adalah normal untuk mengalami beberapa kecemasan, tetapi ketika hal tersebut terjadi secara teratur tanpa provokasi, ini mungkin merupakan tanda gangguan kecemasan umum.
- Serangan panik: Serangan panik adalah periode ketakutan ekstrem. Terkadang, ketakutan itu tampaknya tidak rasional. Situasi seperti ini termasuk seseorang yang mengalami serangan panik ketika melihat lift atau berbicara di depan umum.
- Gangguan stres pascatrauma: Gangguan stres pascatrauma, juga disebut PTSD, adalah kondisi mental yang ditandai oleh rasa takut yang ekstrem, kilas balik, dan halusinasi. Kondisi ini dipicu oleh ingatan trauma, seperti serangan teroris atau kecelakaan mobil.
- Gangguan bipolar: Gangguan bipolar menyebabkan seseorang memiliki fluktuasi ekstrim dalam suasana hati. Gangguan bipolar ditandai oleh pergantian cepat antara bahagia dan marah. Pergantian itu seringkali ekstrem, menyebabkan seseorang bertindak ketika mendengar hal-hal yang tidak menyenangkan.
- Skizofrenia: Skizofrenia adalah gangguan mental yang membuatnya sulit untuk berpikir jernih, memiliki emosi normal, berperilaku normal dalam situasi sosial, dan untuk membedakan antara apa yang nyata dan apa yang tidak nyata.
Kondisi medis yang dapat menyebabkan fluktuasi kadar hormon juga dapat menyebabkan perilaku aneh atau tidak biasa. Kondisi-kondisi ini meliputi:
- Menopause
- Sindrom pramenstruasi (PMS)
- Andropause (menopause pria)
- Hipertiroidisme / hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif)
Keadaan darurat medis juga dapat menyebabkan perilaku aneh atau tidak biasa. Situasi ini termasuk:
- Serangan jantung
- Stroke
- Dehidrasi
- Kekurangan gizi
Kapan Perilaku Tidak Biasa Menjadi Suatu Kedaruratan Medis?
Cari tanda-tanda berikut untuk menentukan apakah perilaku aneh atau tidak biasa adalah situasi darurat:- Nadi lemah
- Kulit lembab
- Detak jantung yang cepat
- Pernapasan cepat
- Pernapasan dangkal
- Tekanan darah rendah
- Kebingungan
- Pusing
- Kesulitan berbicara
- Sakit di lengan atau kaki
- Sakit di dada
- Perubahan visual
Jika Anda pernah mengalami perilaku yang tidak biasa atau aneh, bicarakan dengan dokter Anda tentang hal itu. Pastikan untuk mencatat beberapa hal sebagai berikut:
- Ketika perilaku aneh dimulai
- Jam berapa pada hari Anda mengalaminya
- Apa yang memicu hal tersebut
- Apakah itu terjadi setelah minum obat resep (bawa resepnya)
- Jika Anda menggunakan narkoba
- Jika Anda menggunakan alkohol
- Jika Anda memiliki riwayat gangguan mental
- Jika keluarga Anda memiliki riwayat gangguan mental
- Gejala lain yang mungkin Anda alami
- Jika Anda memiliki kondisi medis yang mendasarinya
2. Perubahan suasana hati (mood)
Coba amati, apakah kamu sering merasa cemas, marah, lebih sensitif, sedih berkepenjangan, takut secara berlebihan, atau mengalami perubahan suasana hati yang drastis?Perubahan emosi yang dramatis ini perlu diwaspadai, terutama jika terjadi secara berulang dan dalam waktu yang cepat. Misalnya, saat bangun pagi kamu merasa sangat bersemangat dan bahagia, namun menjelang siang tiba-tiba menjadi sangat sedih dan tidak bertenaga.
Tanda-tanda Anda mengalami mood swing
Mood yang berubah-ubah sebenarnya wajar hingga taraf tertentu. Meski begitu, tidak selalu demikian dengan mood swing. Dalam kasus tertentu, perubahan suasana hati bisa terjasi sangat ekstrem, serius, dan tanpa alasan atau rangsangan yang jelas sehingga mengganggu kehidupannya sehari-hari.Mood swing ekstrem terjadi mendadak dan melibatkan kondisi emosional yang naik-turun, bergantian antara merasa bahagia dan sejahtera, kemudian dihinggapi oleh perasaan marah, tersinggung, atau depresi, dalam waktu yang relatif singkat. Baca juga : Gatal Di Arean Kemaluan Bisa Jadi Kamu Sedang Diserang Oleh Kutu Ini
Selain perubahan suasana hati yang mendadak, mood swings juga ditandai dengan:
- Kecemasan dan mudah marah.
- Kebingungan dan mudah lupa.
- Sulit fokus dan konsentrasi.
- Kecenderungan minum alkohol; minum-minum alkohol.
- Halusinasi.
- Depresi.
- Mudah berprasangka buruk.
- Mudah menyerah.
- Sembrono.
- Berperilaku tidak pantas.
- Bicara dengan cepat.
- Sulit memahami dan menyampaikan informasi.
- Perubahan nafsu makan dan berat badan; bisa turun atau naik.
- Kelelahan.
- Menstruasi tidak teratur.
- Mual.
- Gangguan tidur.
Apa penyebab mood swing?
Salah satu kemungkinan penyebab mood swing adalah ketidakseimbangan kimia otak yang berhubungan dengan pengaturan suasana hati dan perubahan hormon yang dihasilkan tubuh. Ketidakseimbangan ini pun bisa terjadi tergantung pada banyak faktor berbeda. Umumnya adalah:
- Cuaca: Sinar matahari dapat memicu otak memproduksi hormon endorfin yang membuat kita merasa senang dan bahagia. Kurangnya paparan sinar matahari dalam jangka waktu panjang membuat tubuh kekurangan banyak endorfin, menyebabkan banyak orang mengalami depresi musiman alias SAD (Seasonal Affective Disorder).
- Makanan: Selain menyediakan energi untuk kita beraktivitas, makanan dapat memengaruhi mood dengan merangsang produksi dopamin. Dopamin adalah senyawa kimia dalam otak yang membuat kita merasa senang, bahagia, dan puas, untuk mendorong kita mengulang perilaku menyenangkan tersebut.
- Sistem imun: Sistem kekebalan tubuh juga bisa memainkan peran naik turunnya mood kita. Saat kita sakit, hal ini bisa membuat tubuh kita merasa tertekan dan akhirnya juga mempengaruhi mood kita.
- Pubertas, Pre Menstrual Syndrome (PMS), menopause, dan kehamilan: Perubahan mood bisa terkait dengan naik turunnya kadar hormon estrogen sepanjang siklus menstruasi. Estrogen mulai naik secara perlahan setelah siklus menstruasi berakhir, kemudian mencapai puncaknya dua minggu kemudian. Setelah itu, kadar estrogen dalam tubuh mulai menurun tajam sebelum mulai naik perlahan dan turun lagi menjelang siklus baru dimulai.
- Stres. Stres berat dapat memengaruhi susunan otak yang berpotensi memicu ketidakseimbangan materi otak. Hal ini kemudian memengaruhi bagaimana seseorang berpikir dan berperilaku — bahkan hingga memicu gangguan jiwa.
- Kondisi kesehatan lainnya seperti masalah paru-paru, sistem kardiovaskular, penyakit tiroid, dan sistem saraf dapat menyebabkan mood swings.
- Ketergantungan atau kecanduan obat-obatan dan alkohol juga dapat memicu perubahan mood ekstrem.
3. Gangguan tidur
Mayoritas penderita gangguan jiwa mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur bisa berupa tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, sulit tidur, sering bangun di malam hari, atau tidak bisa tidur sama sekali. Orang yang mengalami gangguan tidur cenderung akan merasa kurang bertenaga, lemas, mengantuk, dan kurang produktif dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Jenis dan Penyebab Gangguan Tidur
Gangguan tidur ada berbagai macam, tergantung pada bentuk kelainan atau gejalanya. Di bawah ini adalah beberapa jenis gangguan tidur yang sering terjadi:
1. Insomnia
Insomnia adalah kondisi ketika seseorang merasa kesulitan untuk tidur atau butuh waktu yang sangat lama untuk tidur. Insomnia dapat disebabkan oleh kebiasaan sebelum tidur yang tidak baik, gangguan mental, atau penyakit tertentu (salah satunya gangguan kelenjar pineal).
2. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kondisi di mana kebutuhan tidur sangat panjang, sehingga penderitanya selalu mengantuk di siang hari. Ada berbagai hal yang berpotensi menyebabkan hipersomnia. Salah satunya adalah depresi.
3. Tidur berjalan
Penyakit tidur berjalan (sleepwalking) memiliki istilah medis somnabulisme. Penderita kondisi ini sering bangun, berjalan, atau melakukan berbagai kegiatan dalam keadaan tidur, tetapi ia tidak menyadari apa yang dilakukannya.
4. Nightmare (mimpi buruk)
Mimpi buruk terjadi saat otak membuat seseorang bermimpi hal-hal yang meresahkan. Belum diketahui penyebab dari mimpi buruk. Namun, mimpi buruk yang terjadi pada anak diduga dipicu oleh rasa cemas atau takut bila jauh dari orang tuanya.
5. Sleep terror (teror tidur)
Teror tidur lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama yang berusia 4-8 tahun. Penderita teror tidur dapat tampak ketakutan hingga berteriak ketika tidur. Kondisi ini dapat dipicu ketika anak sedang kelelahan atau demam.
Gejala Gangguan Tidur
Ada berbagai gejala yang dialami oleh seseorang yang menderita gangguan tidur, antara lain:
- Bangun dan tidur pada waktu yang tidak teratur.
- Kesulitan tidur pada malam hari.
- Tungkai yang bergerak tanpa perintah pada saat ingin tertidur.
- Bernapas dengan irama yang tidak normal saat tidur.
- Mengalami mimpi buruk, ketakutan, berteriak, atau berjalan ketika tidur.
- Mendengkur, tersedak, mengertakkan gigi, atau berhenti bernapas selama sesaat, ketika sedang tidur.
- Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk tidur kembali.
- Merasa tidak dapat menggerakkan badan ketika bangun tidur.
- Sering mengantuk pada siang hari, sehingga dapat tiba-tiba tertidur pada waktu yang tidak wajar, misalnya saat mengemudi.
- Kesemutan atau merasakan sensasi yang menjalar ke tangan dan kaki.
- Otot terasa lemah atau sering merasa lelah.
4. Kesulitan berpikir
Penderita gangguan jiwa mungkin mengalami kesulitan mengingat, berkonsentrasi, atau berpikir logis. Jika sudah parah, penderita gangguan jiwa bahkan bisa mengalami gangguan pola pikir, seperti paranoid, halusinasi, atau tidak bisa membedakan mana yang nyata dan yang tidak.
Skizofrenia adalah penyakit gangguan kejiwaan. Penderita akan mengalami perubahan perilaku dalam hidupnya, pikiran menjadi kacau, terkadang mengalami halusinasi dan delusi. Penyakit ini tergolong gangguan jiwa kronis, penderita akan sulit membedakan antara kenyataan dengan pikiran sendiri. Baca juga : Cara Alami Untuk Mencegah Bau Mulut Akut
Orang yang rentan menderita penyakit skizofrenia adalah:
- usia 15-35 tahun
- memiliki keturunan dalam keluarga
- stress dalam lingkungan
Penderita skizofrenia memiliki peluang kesembuhan dengan cara:
- minum obat antipsikotik rutin dari psikiater
- terapi perilaku kognitif
- konseling psikolog
- mendapat dukungan dari keluarga dan kerabat terdekat
- penyembuhan rohani
5. Melibatkan diri pada hal berbahaya
Penderita ganguan jiwa cenderung tidak peduli pada kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri atau orang lain. Tidak itu saja, mereka juga mungkin menjadi tidak memerhatikan kebersihan diri dan penampilannya. Penderita gangguan jiwa juga rentan mengalami berbagai masalah perilaku, seperti kecanduan alkohol, narkoba, bahkan percobaan bunuh diri.Tanda kamu mengalami gangguan jiwa juga bisa dilihat dari fisik yang lesu, tidak bersemangat, hingga kehilangan nafsu makan atau justru mengalami peningkatan nafsu makan. Masalah dalam nafsu makan ini bisa menyebabkan malnutrisi, di mana berat badan penderitanya menjadi terlalu rendah atau terlalu tinggi (obesitas).
Selain itu, orang yang mengalami gangguan jiwa juga mungkin akan merasakan nyeri atau keluhan pada bagian tubuh tertentu, namun secara fisik tidak terdapat kelainan pada bagian tubuh tersebut. Keluhan ini dinamakan gangguan psikosomatik.
Jika mengalami salah satu tanda gangguan jiwa di atas, belum tentu hal tersebut menjadi diagnosis pasti bahwa seseorang mengalami gangguan jiwa.
Namun jika gejala yang dirasakan cukup berat hingga mengganggu kedekatan hubungan dengan orang lain, menimbulkan masalah dalam pekerjaan atau sekolah, dan membuat sulit beraktivitas, maka diperlukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Untuk mendeteksi apakah memang benar seseorang mengalami gangguan jiwa, dokter atau psikolog dapat melakukan pemeriksaan medis kejiwaan. Dari hasil pemeriksan tersebut, akan diketahui jenis gangguan jiwa yang diderita, sehingga dokter atau psikolog dapat memberikan penanganan yang sesuai, misalnya dengan psikoterapi atau pemberian obat-obatan.
Sumber :
* https://www.alodokter.com/
* https://www.halodoc.com/
* https://www.honestdocs.id