Karyawan terbaik memutuskan untuk keluar dari perusahaan atau resign tentu karena berbagai macam alasan. Baik karena mereka harus mengikuti pasangan ke luar kota, hingga berbagai macam alasan internal di perusahaan.
Ternyata Ini Penyebab Karyawan Resign |
Kehilangan karyawan terbaik telah menjadi hal yang tak hanya harus dibayar mahal menggunakan uang, tetapi juga dengan waktu dan tenaga. Karena itulah, sebuah manajemen SDM yang ideal sepatutnya bisa memperhatikan kesejahteraan karyawan yang telah bergabung lebih dahulu.
Agar kamu lebih mengetahui apa saja penyebab karyawan terbaik resign, berikut ini ulasannya:
1. Tidak ada perkembangan karier
Banyak karyawan yang merasa cenderung terjebak dalam pekerjaan yang menjemukan selama bertahun-tahun, dengan posisi atau jabatan itu-itu saja. Melakukan rutinitas yang sama berulang kali tanpa merasakan perubahan karir yang berarti.
Hal ini menyebabkan karyawan dengan potensi terbaik merasa jenuh, dan perlahan mulai mempertimbangkan pilihan lain.
Baca juga : 5 Ucapan Terima Kasih Terhadap Diri Sendiri Atas Perjuangan Keras Yang Berhasil Kamu Lalui
Memberikan kesempatan karyawan untuk menyumbang ide abru setalh kebebabsan berkreasi akan menghindarkan dari situasi ini, sehingga karyawan bisa berimprovisasi terhadap pekerjaan dan berkreasi menghasilkan sesuatu yang di luar ekspektasi perusahaan.
Namun, ketika ada peluang untuk naik satu tingkat dari jabatan sebelumnya petinggi perusahaan lebih mementingkan orang terdekat dibandingkan melihat hasil kompetensi yang telah diadakan.
Seolah-olah sengaja digelar sebatas untuk formalitas tapi kenyataannya petinggi perusahaan sudah memilih terlebih dahulu kandidat yang akan menempati posisi tersebut berdasarkan kedekatan hubungan dengan petinggi perushaan.
2. Waktu kerja yang berlebihan dan tidak sesuai dengan Jobdecs
Kerja dengan waktu melebihi jam kerja normal atau overtime menjadi salah satu penyebab terbesar dari keputusan resign karyawan terbaik.
Kondisi overtime memang hal yang saat ini sering terjadi, mengingat era semakin kompetitif, baik di lingkup perusahaan besar maupun perusahaan startup.
Padahal rasa lelah, dan stress tinggi merupakan alasan yang perlu diketahui para petinggi perusahaan, apalagi di saat mereka memberlakukannya dalam situasi yang cukup genting.
Terkadang penuh tanda tanya ketika diberikan tugas diluar dari Jobdecs dan perjanjian kerja. Ya misalkan seorang admin kredit yang seharusnya mengelola data namun dilibatkan dalam penagihan kelapangan.
Mesti karyawan tersebut memiliki skill dibidang lain namun karyawan tetap tidak dibenarkan keluar jalur dari Jobdesc.
3. Kurang diapresiasi
Karyawan terbaik yang memiliki potensi tinggi bagi perusahaan namun tidak dihargai tentu akan berpikir untuk mencari pilihan lain. Hal ini normal mengingat setiap manusia memang ingin dihargai atas apa yang telah ia kerjakan.
Apalagi jika mereka telah mengeluarkan seluruh kemampuan dan karya terbaiknya. Dengan mendapatkan penghargaan, selain dapat membuat karyawan merasa dihargai, hal ini juga dapat memotivasi.
Ketika karyawan berhasil meraih target yang telah ditetapkan, karyawan hanya sedikit bahkan tidak ada sama sekali menerima apapun dari hasil yang telah ia raih.
Namun ketika karyawan gagal meraih apa yang telah ditargetkan, pihak perusahaan sangat cepat mengambil tindakan dan memberikan sanksi kepada karyawan tersebut. Misalnya pengurangan gaji sekian persen.
4. Suasana kerja yang tidak menyenangkan / sering diganggu rekan kerja
Penyebab lain karyawan terbaik resign adalah suasana kerja yang tidak nyaman lagi, atau tidak menyenangkan.
Setiap karyawan memang membutuhkan lingkungkan kerja yang nyaman agar produktif saat bekerja di sebuah perusahaan.
Jika mereka merasa perusahaan tempat bekerja sudah mulai terasa tidak nyaman, maka bisa jadi mereka akan tidak betah dan akan memutuskan untuk resign.
Meskipun karyawan terbaik tersebut sudah mendapatkan gaji yang besar, atau jabatan yang tinggi di perusahaan, tetapi seringkali suasana kerja menjadi hal yang penting.
Setiap karyawan pasti sudah difasilitaskan fasilitas kerja masing-masing sesuai dengan jabatan dan kebutuhan kerja.
Bayangkan saja jika kamu sedang bekerja dan menargetkan pekerjaanmu selesai dihari itu juga, tiba-tiba rekan kerja yang lain duduk seenaknya meja kerjamu sehingga menimbulkan rasa mengganggu.
5. Arah perusahaan tidak jelas
Salah satu kemampuan karyawan terbaik adalah menganalisa, merasakan, dan menilai situasi perusahaan secara langsung dari dalam.
Dari pandangan itulah, mereka menilai apakah sebuah perusahaan mampu mencapai visi dan misi yang ditentukan.
Jika kondisi perusahaan mulai memperlihatkan pertanda buruk, misalnya ketidakjelasan arah perusahaan dengan tidak jelasnya arah kebijakan, kesehatan finansial perusahaan, dan lainnya, maka karyawan juga akan mulai memutuskan resign.
6. Kultur yang kompetitif
Kultur yang positif di suatu perusahaan bisa menciptakan pengalaman kerja atraktif untuk dijalani para karyawan.
Sebaliknya, jika kultur kerja cenderung kompetitif, misalnya mementingkan pencapaian individual, kurang bersahabat atau apatis, maka nuansa kerja tidak akan disenangi lagi.
7. Komunikasi yang buruk dalam organisasi
Salah satu alasan lain kenapa karyawan terbaik resign adalah karena perusahaan memiliki kultur komunikasi yang buruk dalam manajemennya. Pasalnya komunikasi yang buruk ini bisa menjadi masalah dalam pekerjaan.
Pemberian delegasi yang tidak jelas dari pemimpin akan membuat alur kerja yang tidak jelas juga. Hal ini terjadi, karena sering kali seorang karyawan tidak diberitahu apa yang harus mereka lakukan, sehingga mereka tidak melakukan itu.
Sementara atasan menilai jika karyawan tersebut tidak memiliki inisiatif dalam bekerja. Padahal tempat kerja yang baik adalah tempat yang mendukung tranparansi antar karyawan dan pemberi kerja. Sehingga tercipta komunikasi yang terbuka.
Hubungan antara atasan dengan bawahan terkadang tidak semulus jalan tol, beda pemikiran atau pendapat dalam bekerja tentunya itu adalah yang wajar.
Namun ketika perbedaan tersebut dibawa ke dalam hati tentunya menimbulkan efek yang sangat besar terhadap karyawan lain.
Misalnya, jika seorang karyawan selalu menjadi perantara antara kepala cabang dengan kepala bagian gudang. Efek pada karyawan tersebut tentunya pekerjaannya terganggu karena harus mondar mandir kesana dan kesini.
8. Tidak diberi kepercayaan dalam bekerja
Karyawan terbaik akan memilih mundur dari pekerjaan saat ia merasa terlalu dikontrol dan tidak diberikan kepercayaan dalam bekerja. Umumnya hal ini terjadi karena pemimpin yang kerap menerapkan micromanagement dalam setiap pekerjaan karyawannya.
Micromanagement adalah sebuah gaya manajemen dimana atasan melakukan kontrol berlebihan terhadap hal-hal kecil yang dilakukan oleh karyawannya.
Bila ini terus terjadi di perusahaanmu, maka ini akan menjadi dampak karyawan terbaik resign dari kantor. Hal ini disebabkan karena mereka tidak merasa diberi kebebasan untuk berkreasi sendiri.
Nah, itulah beberapa penyebab karyawan terbaik resign dari perusahaan. Bagi kamu yang bekerja dalam bidang SDM, maupun sedang merintis perusahaan startup, maka hal-hal tersebut harus dihindari.
9. Sering disalahkan meski diluar dari Jobdesc utama
Yang punya tugas siapa yang disalahkan siapa, mungkin ini yang sering terlintas dalam benak karyawan ketika disalahkan oleh atasan.
10. Selalu dan selalu dilibatkan dalam semua urusan
Ya begitulah jika karyawan yang selalu dianggap serba bisa. Sampai-sampai merapikan kabel listrik kantor harus karyawan tersebut, sedangkan karyawan tersebut seorang Sarjana Ekonomi.
Ciri-ciri karyawan yang akan ditekan habis-habisan yaitu sering dipuji kemudian secara tidak sadar jobdecsnya akan bertambah.
11. Terlalu banyak aturan namun satupun tidak ada yang jelas
Setiap saat aturan baru selalu keluar, tujuannya untuk apa? Apa lagi kalau bukan untuk menekan karyawan dan membatasi gerak karyawan.
Apakah yang membuat aturan menjalankan aturan tersebut? Silahkan cari sendiri informasi di perusahaan masing-masing
12. Hanya dituntut kewajiban namun tidak dengan hak karyawan
Salah satu alasan karyawan rajin bekerja adalah mereka berharap agar mendapatkan penghasilan yang lebih alias kenaikan gaji. Bagaimana jika jobdesc selalu bertambah namun tidak dengan hak karyawan berupa gaji?
Mustahil karyawan bekerja hanya untuk mencari pengalaman, tujuan karyawan bekerja adalah untuk masa depan yang cermerlang.
Yakin setiap karyawan sudah sejahtera? Gaji karyawan terkadang cukup untuk makan saja. Bagaiman mau beli mobil, untuk beli pakaian saja terkadang harus menuggu bonus atau THR yang nilainya tidak seberapa.
Baca juga : Form pengaduan ke Jasa Otoritas Keuangan (OJK)
13. Perusahaan melakukan nepotisme
Sebagai karyawan yang sudah bekerja bertahun-tahun, tentunya berharap mendapatkan gaji yang cukup besar dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bayangkan jika seorang karyawan baru dengan status kontrak diberikan gaji yang lebih besar dari karyawan yang sudah bekerja bertahun-tahun namun gajinya langsung ditikung oleh karyawan baru yang berstatus kontrak. Semangat untuk bekerja pun hilang seketika.
Diskriminasi sosial sering terjadi dimanapun itu termasuk dilingkungan kerja.
Cobalah untuk menyikapi sedemikian rupa agar karyawan terbaik tetap nyaman di perusahaan. Agar pengetahuanmu dalam menghadapi karyawan semakin meningkat, cobalah untuk bergabung dengan komunitas HRD. Dengan begini, kamu dapat saling bertukar informasi mengenai hal ini.