Mungkin akhir-akhir anda sebagian besar menghabiskan waktu ditempat tidur, berbaring, tidak melakukan apa-apa dan tidak melakukan banyak hal.
Anda termasuk orang yang mudah lelah dan tidak ingin melakukan apa-apa. Mungkin orang sekitar bahkan anda sendiri menganggap itu adalah sebuah kemalasan.
Sampai-sampai anda bertanya pada diri anda sendiri, apakah anda seorang pemalas atau ada apa dengan diri kita.
Ada istilah Burnout atau kelelahan mental. Burnout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan.
Burnout tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan perlu diatasi dengan cepat karena dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Sebenarnya ada banyak tumpang tindih istilah antara Burnout (kelelahan mental) atau pemalas yang membuat kita sulit membedakan keduanya.
Berikut 6 Tanda Lelah Secara Mental dan Bukan Pemalas
1. Terputus dari segalanya
Apakah yang anda lakukan setiap hari seolah-olah seperti autopilot.
Apakah ada perasaan pembiaran pada diri sendiri, jika mengalami kelelahan mental atau burnout salah satu yang mungkin pernah mengalami.
Tetapi tak banyak orang sadari dan pahami adalah depersonalisasi.
Orang-orang yang mengalami depersonalisasi adalah mereka yang sedang berjuang dengan trauma.
Mereka merasakan semacam mati rasa atau kekosongan emosional yang aneh.
Seolah-olah mereka melihat kehidupan di luar diri mereka sendiri dan anehnya tidak merasa seperti dirinya sendiri.
Mereka tidak merasa terikat oleh apapun dan mereka terus menerus berjuang dengan rasa ketidakberdayaan serta ketidakmampuan yang luar biasa untuk mengambil alih kendali atas hidup mereka.
2. Dulunya termotivasi
Malas sendiri yaitu tidak pernah merasa ingin mengerahkan upaya atau menerapkan diri terhadap berbagai hal.
Tetapi jika anda dulunya memiliki motivasi dan prestasi yang tinggi seperti sering unggul di bidang-bidang tertentu.
Namun pada akhirnya menjadi lelah apatis tidak termotivasi, maka kemungkinan besar anda lagi menderita burnout atau lelah secara mental.
3. Dulunya bersemangat
Perbedaan yang cukup jelas, antara seseorang yang kelelahan mental atau burnout dan seseorang yang emang pemalas.
orang yang mengalami burnout itu memiliki hal yang mereka sukai tetapi sekarang mereka tidak menyukainya.
Sedangkan orang-orang pemalas tidak memiliki rasa minat yang mereka sukai baik itu berkat olahraga, kegiatan akademis atau hal-hal profesional lainnya.
Secara umum burnout atau kelelahan secara mental itu dapat membuat anda sulit melakukan hal yang pernah disukai sebelumnya.
Bahkan mungkin membenci karena anda merasa sudah bekerja terlalu keras hingga merasa burnout, dulu bersemangat dan sekarang tidak.
4. Menjadi murung dan mudah tersinggung
Apakah anda merasa bahwa akhir-akhir ini mudah tersinggung? Sering merasa emosi di luar kendali bahkan kamu sendiri pun tak tahu kenapa.
Gampang tersinggung adalah hal yang umum tetapi bisa jadi itu merupakan tanda-tanda yang sering diabaikan.
Jadi jika jika anda mulai kesulitan mengendalikan emosi terutama ketika 'suatu hal' yang dulunya tidak pernah jadi masalah namun kini bermasalah.
Kemungkinan besar anda lagi mengalami burnout atau kelelahan secara mental.
Karena kalau orang pemalas, secara emosional mereka tidak pernah tersinggung bahkan santai, rileks dan tenang serta tidak terpengaruh terhadap suatu hal.
5. Mulai tidak merawat diri
Ini merupakan salah satu tanda yang paling menyedihkan ketika seseorang mulai merasakan kelelahan mental.
Hal yang menyedihkan adalah ketika orang itu mulai mengabaikan untuk merawat diri mereka sendiri serta menarik diri dari lingkungan sosial.
Sering menyendiri serta mengalami tekanan dalam pola makan atau pola tidur.
Kamu cenderung menghabiskan sebagian besar waktu mu seorang diri tanpa melakukan apa-apa.
Anda sendiri merasa mudah lelah bahkan dengan tugas yang paling sederhana sekalipun.
Perbedaan antara kelelahan mental dan kemalasan sangat mencolok dalam kenyataan bahwa anda sebenarnya tidak selalu seperti ini.
6. Perubahan secara bertahap
Hal paling penting yang harus diketahui tentang burnout atau kelelahan mental bahwa kelelahan mental itu dapat berkembang secara bertahap.
Seperti poin yang disebutkan di atas yaitu kehilangan minat dan motivasi terutama dalam hal yang dulunya sangat disukai.
Minat tersebut merasa terlepas begitu saja dari diri sendiri dan terputus dari segala sesuatu.
Studi menunjukkan bahwa sebenarnya ada beberapa tahapan utama kelelahan dan makin lama makin parah mulai dari fase yang biasa hingga berat.
Ada baiknya jika kita selalu merawat diri agar terhindar dari rasa burnout. Anda bisa menghabiskan waktu luang dengan bersenang-senang hanya seorang diri.
Lantas, bagaimana caranya agar burnout tidak berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental?
Ada berbagai cara untuk mengatasi burnout jika anda perlahan-lahan sudah merasakan gejalanya dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Buat Prioritas
Buat prioritas pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, anda tahu mana yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak terlalu banyak.
2. Bicarakan dengan Atasan
Komunikasikan dengan atasan mengenai kerisauan yang anda rasakan. Saat anda diberikan pekerjaan yang terlalu banyak, ungkapkan bahwa pekerjaan tersebut membuat anda terbebani dan membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya.
Jika atasan anda yang menjadi pemicu burnout di tempat kerja, coba ajak bicara bagian departemen sumber daya manusia (HRD) mengenai hal tersebut. Mereka mungkin akan mencarikan solusi yang tepat, misalnya memindahkan anda ke tim yang lain.
3. Kurangi Ekspektasi dan Berikan Apresiasi terhadap Diri Sendiri
Atur pola pikir dan bersikaplah realistis, sehingga anda dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan yang tengah dikerjakan. Dengan begitu, kecemasan dan stres di tempat kerja dapat berkurang.
Selain itu, jangan lupa untuk memberi apresiasi terhadap diri sendiri terhadap prestasi yang pernah dicapai.
4. Ceritakan Kepada Orang yang Dapat Dipercaya
Coba ceritakan apa yang anda rasakan kepada orang -orang terdekat yang dapat anda percaya. Meski tidak selalu mendapatkan solusi, cara ini dapat membantu melepaskan emosi negatif dan mengurangi stres pekerjaan.
5. Jaga Keseimbangan Hidup
Jaga keseimbangan hidup dengan baik. Anda juga perlu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak dengan pergi bersama teman atau melakukan hal yang disukai seusai jam kerja berakhir.
Ini dapat membuat pikiran kembali jernih dan anda siap untuk bekerja kembali keesokan harinya. Jika memungkinkan, ambil cuti dan pergilah berlibur, karena ini juga dapat membuat pikiran anda kembali jernih, semangat, dan termotivasi kembali.
6. Ubah Gaya Hidup
Terapkan gaya hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup. Hal-hal ini dapat mendukung tubuh yang sehat dan pikiran yang lebih mudah fokus, sehingga menurunkan risiko terjadinya burnout.
Selain itu, anda juga bisa mencoba mencari hobi baru atau melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk mengatasi burnout.
Burnout dalam pekerjaan tidak hanya berpengaruh pada hasil kerja anda, tapi juga dapat meregangkan hubungan dengan orang-orang di sekitar anda dan menurunkan kesehatan anda.